Mari Menulis Lagi (Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai)

Setelah sekian lama akhirnya saya mulai menulis lagi disini. Blog ini saya buat di tahun 2017, hampir 6 tahun tapi isinya masih bisa dihitung dengan jari. Padahal kalau boleh dibilang, saya itu  tipikal yang suka nulis setiap harinya. Ehm, tapi kok kosong di sini.

Iya, karena seringnya saya nulis di Facebook alias nulis status tiap harinya.






Blog ini malah sepi, sesekali saya buka. Di draft ada beberapa tulisan yang tidak pernah saya edit dan publish. Awalnya ingin nulis lagi, tapi setelah beberapa  saat saya berhenti dan menjadikan tulisan itu sebagai penghuni draft.

Kenapa?
Karena saya merasa tulisan saya itu ‘tidak’ layak untuk di post di blog. Padahal soal kepantasan nulis di blog pribadi itu tidak ada, tapi kok ya bisanya saya mengangap tulisan itu tidak layak? 

Lha tulisan itu juga tidak  bakal dikirim ke penerbit macam mau jadi kontributor. Pemikiran semacam itu yang merajai otak saya, menjadi semacam aturan yang akhirnya jadi mental block. 



Salah satu quotes kesukaan saya

 

 Awal Mula Bikin Blog

Saya mulai mengenal istilah blog itu ketika masih kuliah, kenal istilahnya saja tapi nggak paham apalagi sampai punya dan aktif nulis. Jaman itu saya suka ke warnet untuk mencari materi tambahan buat skripsi. Istilahnya, sambil menyelam minum susu, saya kadang googling banyak hal dan nyasar ke blog banyak orang.

 

Saya tidak pernah punya pemikiran mau ngeblog atau gimana meskipun saya pribadi suka jurnaling manual alias nulis diary. Sekitar tahun 2009, saya yakin masih jarang orang aktif ngeblog dan mendapat banyak manfaat dari aktivitas ini. Lagian, waktu itu memang dunia digital belum berkembang sepesat saat ini. Jika ada yang ngeblog, maka pasti tidak sebanyak sekarang.

Setelah lulus kuliah dan bekerja, saya jarang ke warnet. Hidup saat itu lebih banyak berkutat pada pekerjaan, sesekali ke toko buku pas liburan dan selebihnya rebahan karena saya dulu tipe yang mengalir seperti air. Sesudah menikah dan punya anak, saya juga tidak banyak melalukan banyak perubahan. Baru di tahun 2012, saya kembali lumayan aktif mengakses dunia digital.
 
Resign kerja dengan alasan mau jadi ibu rumah tangga yang baik dan benar itu nyatanya tidak berlaku sepenuhnya. Dari yang ada 2 sumber kemudian  banting setir ke 1 sumber, itu bukan hal yang mudah. Selain itu, saya juga kadang merasa bosan. Hingga akhirnya suatu hari, kakak saya menawarkan untuk ikutan berjualan online.


***
 
Blackberry di jaman itu sudah sangat keren, saya pun merasa demikian. Bermodalkan Blackberry pinjaman, mulailah saya berjualan oinline dan memanfaatkan sosial media. Banyak hal baru yang saya pelajari, termasuk juga ikutan beberapa kelas online. Ternyata, dari rumah pun kita bisa produktif.

Dari kelas online inilah saya  banyak mendapatkan teman baru dari dunia yang sangat baru juga. Hingga akhirnya, saya menemukan sebuah flyer untuk kelas offline Free Writing. Pucuk dicinta, ulampun tiba. Saya sangat excited untuk ikutan, meskipun sempat kaget karena yang hadir disana kebanyakan adik-adik cantik mahasisa ataupun fresh graduated.
 
Lha saya? Aqila, anak saya waktu itu bahkan sudah ada di kelas B Taman Kanak-Kanak. Akan tetapi, saya nekat dan pede saja waktu itu. Dari sanalah, akhirnya saya mulai mengenal blog secara lebih detail karena mentor di kelas tersebut adalah seorang blogger.


Saya juga pernah menulis antologi.

 


Berhenti Di Tengah Jalan
 
Usai kelas offline, semua tidak lantas berhenti. Ada tugas dari kelas Free Writing, yaitu membuat blog dan membuat tulisan soal kelas tersebut.  Saya sendiri menetapkan akan banyak membahas hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan daerah Tapal Kuda, karena memang masih tinggal di Jember.
 
Saking semangatnya, saya bahkan membeli laptop bekas agar lebih mudah untuk menulis di blog. Rencana kadang tinggal rencana karena apa yang terjadi kadang kita dapatkan tidak sesuai dengan impian atau harapan. Ternyata, tahun 2017 itu tahun saya terakhir di Jember. Saya mengalami banyak hal tidak terduga di akhir tahun  itu dan akhirnya memilih hengkang setelah 13 tahun menetap.
 

Jujur, sebenarnya saya ingin terus menulis tapi takutnya malah curhat mentah-mentah di blog. Makanya, saya putuskan untuk rehat sambil menyusun kembali apa yang sekiranya akan ditulis untuk blog ini. Meninggalkan Jember itu berarti saya akan kehilangan banyak akses jika mau menulis soal kota tersebut. Mau nggak mau, akan lebih baik jika ambil niche yang berbeda.

Jalan Ninja Para Blogger Untuk Lebih Bersahabat Dengan Facebook

Fitur Artikel Di Facebook Sudah Keluar Lho!

Hari ini saya buka Facebook(FB) lewat laptop, awalnya sih mau nyetting nama Fanpage (FP). Selain itu juga mau hapus beberapa FP yang dulu dibuat tapi nggak sempat ngisi. Tahun 2023 mau fokus 1-2 saja asal tetap konsisten dan nanti ada hasilnya. Banyak akun, tapi nggak diiisi kan percuma?

Nah, pas udah buka; Ada fitur baru yang nonggol, Artikel. Wah, pengen nyobain dong pastinya. Kayak apa fitur ini nati cara kerjanya.

Sebelum nyoba, saya bikin story soal bagaimana cara promosi via FB. Sayangnya, durasi di story itu pendek banget jadi kadang harus mikir apa yang bisa disampaikan di durasi secepat itu tapi bisa diingat dan pastinya bermanfaat.

Kenapa nggak lewat reels?

Well, mari kita simak dulu beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk promo via FB. Apa saja?

Simak dulu yuk sebelum bahas fitur artikel!




Fitur Artikel di Facebook

Empat Hal Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Mempromosikan Produk Via Facebook Personal

Selama ini kamu sudah manfaatin FB untuk jualan dengan cara apa saja, sih? Atau kamu cuma jadi pengguna biasa saja, yang cuma update keseharian tanpa promosi? 

Sebenarnya, promo via Fb buka hal yang baru lagi. Banyak yang menggunakan, termasuk saya yang mulai menggunakan FB personal untuk promosi dari tahun 2012. Sejak saat itu, saya mulai belajar tentang bagaimana menggunakan FB personal untuk mempromosikan produk. Lumayan lama, dari yang cuma nulis di wall sampai muncul fitur-fitur baru yang bikin FB lebih asyik lagi.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, tapi kadang kita nggak ada waktu untuk eksplore semuanya. Bisa jadi, kita juga nggak tahu bahwa ada cara yang bisa kita tempuh selain posting di wall atau di story. 

Satu lagi, kita sudah tahu sih tapi kita nggak belajar lebih detail lagi konten yang seperti apa yang cocok untuk tiap cara tersebut. Padahal, jika kita mau optimasi semuanya, bisa kok 100 juta dari FB, aamiin

KONSEP SOFT SELLING UNTUK BRANDING DI WALL

Cara yang paling umum dan banyak digunakan oleh para facebooker itu adalah posting di wall masing-masing. Kalau sekarang sih sudah banyak yang bisa bikin status yang kece dan berasa nggak jualan. Beda dengan dulu yang cuma ngandelin kata

Ready

PO

Bisa Diadopsi

Lalu upload foto sebanyak mungkin dan nggak lupa ngetag teman satu kampung, hiyaaa....Ehm, siapa yang kayak gitu dulu? Ngaku aja, karena saya dulu juga salah satu pelakunya, wkwk

Untuk wall, paling cocok memang konsep soft selling. Artinya kita bikin konten yang secara nggak langsung memperkenalkan produk kita tapi nggak berasa nawarin atau promo. Bisa konten pendek atau panjang, tergantung kita juga bisa ngolah ide lalu memadu-madankan kata.

Jangan bikin orang lain untuk dijadikan standar kita, karena kita juga harus punya value yang harus ditonjolkan. Boleh punya role mode, tapi jangan plek-ketiplek sehingga kita malah nggak punya ciri khas tersendiri.

Untuk status di wall, akan lebih baik jika dibikin beragam. Mulai dari konten personal branding, branding produk ataupun promosi. Sehari bisa beberapa kali, sesuaikan saja dengan kemampuan kita dan jangan lupa upload di jam aktif para friend list atau target market.

Ingat, postingan di wall konsepnya harus soft selling dan jangan lupa untuk berinteraksi jika ada yang mampir ke konten kita.

 

MANFAATKAN GRUP JUALAN DI FACEBOOK

Kamu join nggak di grup-grup yang ada di Facebook?

Jika jawabannya nggak, bisa jadi kita rugi karena lewat grup FB kita bisa memperluas circle dan juga mendatangkan data base terbaru di luar circle kita.

Grup Fb biasanya nggak melulu grup jualan kok, ada juga grup yang untuk komunitas belajar atau lainnya. Cobalah untuk aktif disana sehingga orang akan mengenali kita sehingga pada akhirnya kepo dan follow. Untuk grup jualan, gunakan konsep postingan yang menarik sehingga orang kepo. Bisa tambahin nomer Whatsapp atau malah nggak usah biar mereka klik profile lalu inbox. Segampang itu sih sebenarnya cara nyari data base tapi seringnya kita nggak sadar dan malah abai.

 

JUALAN DI MARKET PLACE FACEBOOK, KENAPA NGGAK?

Beberapa hal yang perlu kamu tahu soal Facebook Market Place (FB MP), wajib tahu lah sebelum nyobain: Apa saja? Ini dia:

Pertama, jualan di FB  MP itu simple dan kita bisa setting lokasi sehingga nanti bisa menjangkau orang-orang yang ada di dekat kita. Paling cocok ini untuk yang punya stok.

Kedua, ada tips yang bisa kita ikutin untuk jualan di FP MP. Biasanya, di bawah foto ada tips cara ngambil gambar. Klik saja, nanti akan banyak tips yang muncul dan pastinya lebih detail agar kita bisa berjualan dengan lebih mudah

Ketiga, FB akan mengingatkan kita jika produk kita mau di up lagi atau pun jika sudah sold out kita bisa bikin konten jualan yang baru lagi. Biasanya akan di berikan lewat inbox.

Keempat, Orang yang tertarik pada produk akan secara langsung menghubungi kita via inbox. Biasanya ada tulisan grup, antara kita dan calon customer. Nantinya bisa ngobrol disana atau bisa arahkan langsung ke nomer Whatsapp.

Kelima, Meskipun Market Place tapi nanti transfer dan transaksi langsung ke kita dan nggak kayak MP di luaran sana yang harus masuk dulu ke sistem.

Tetap, tampilkan konten promosi sekece mungkin dan kalau kita jadi buyer harus tetap hati-hati karena kelemahan FB MP yang langsung ke personal jadi rawan penipuan.


HARD SELLING DI STORY? BOLEH AJA!

Salah satu kelebihan story Facebook itu adalah jangkauan yang bisa lebih luas. Artinya, story itu nggak hanya dilihat oleh orang yang ada di friend list kita tapi juga orang yang follow kita. Untuk di luar itu, saya belum berani bilang karena belum membuktikan atau membaca detilnya.

Konsep story hampir sama dengan reels tapi durasi lebih pendek, bisa konten tulisan, gambar ataupun video. Di bagian ini, sah saja kok langsung bikin konten hard selling, misal upload flyer promo produk atau foto produk. Jangan lupa jadi kreatif dengan fitur yang sudah disediakan ya!

Fitur komen story juga memudahkan jika ada yang tertarik dengan produk kita, nanti bisa diarahkan langsung ke inbox atau Whatsapp. Duh, cara dapetin pelanggan harusnya mudah ya? Tapi...

#plakkk

 

BAGAIMANA DENGAN REELS?

Jualan di reel masak nggak boleh? Boleh kok, siapa bilang ngggak boleh. Namun, saya menyarankan fitur reels ini untuk diisi dengan konten personal branding atau video edukasi. Untuk yang mau jadi influencer atau konten kreator, maka bisa eksplore lebih banyak lagi disini.

Kenapa harus begitu?

Karena reel itu bisa menjangkau orang di luar friend list dan follower kita, artinya, jika konten kita jualan maka sudah jelas kan? Mereka bakal males follow karena orang nggak bakal suka dipromoin.

Selain itu reels bisa dimonetisasi, kita bisa mengoptimalkan reels dengan cara cerdas, eaaa

Jualan di facebook iya, jadi konten kreator yang dapat dollar, alhamdulillah. Makanya, saya sarankan yang diupload bukan video yang isinya produk karena reels di FB ini agak rewel. Dikit-dikit nggak bisa dimonet. Pengalaman banget ini, mak! Makanya, saya sarankan di reels ini lebih nonjolin ke konten yang manusiawi aja, wkwk

Fitur Artikel Apa Kabar?

Mari kita menuju fitur artikel setelah ngalor-ngidul, tsahhh

Lha, masak saya mau nulis sesuatu yang nggak saya coba? Tak coba sek, baru tak critani, kan konsep nyang benar gitu?

Fituir artikel ini saya temukan saat buka FB di laptop, penasaran, saya buka versi android tapi nggak ada. Akah fitur ini cuma ada di versi desktop? Entahlah, mari kita ikutin saja ya, sama halnya dengan fitur postingan terjadwal yang sudah muncul di FB satunya tapi disini belum. Bikin gemas, wkwk

Beberapa saat lalu saya sempat baca bahwa salah satu cara monetisasi FB kedepannya adalah lewat menulis artkel. Dibagian ini saya kurang jelas, apakah nulis artikel di blog lalu ditautkan ke status fb? Atau bagaimana?

Kemunculan fitur artikel ini sesuatu yang baru, jadi saya juga belum bisa memutuskan apakah ini termasuk bagian yang bisa dimonetisasi nantinya seperti yangtertulis, mari kita cobasaja terlebih dahulu.

Dibagian menu fitur artikel ada tambahkan link juga, jadi ingat istilah backlink di dunia blogger. Whoah, kita tunggu saja nanti jadinya bagaimana. Cuman, saya yakin kalau fitur ini memang disediakan untuk para konten kreator yang suka menulis daripada nampang di video.

Nantinya, bisa nulis lebih panjang dan detil di sini, bisa bikin cerpen juga ini, ngalah-ngalahi aplikasi menulis nantinya. FB cover semua lho, buat yang suka nulis, bahkan yang suka eksis secara langsung. Weslah, kita tunggu saja ada apa dibalik fitur artikel ini dam fitur-fitur baru lainnya.

Doa saya, semoga dengan banyaknyak fitur baru maka kita makin semangat karena kesempatan terbuka lebar buat semua untuk bisa produktif dari rumah. Semoga di 2023 akan lebih baik lagi dan ingat, fokus tebarkan positif vibes serta aabaikan hal-hal negatif yang membuat kita mensabotase diri untuk berproses.

Happy new year ya...

Semoga banyak hal baik yang akan kita dapati di 365 episode baru nantinya, fighting!


Jangan berhenti dulu karena masih ada kelanjutannya lhooo...

Jadi, ceritanya saya tadi kan  nyobain fitur artikel di FB. Fitur baru, jadi saya mengira-mengira saja. Buka fitur, ketik panjang dan lebar lalu post. Tulisan di atas adalah yang saya ketik penuh dengan hikmad. Alhamdulillahnya, saya sempat klik tombol copy. Kalau tidak? Pasti menangis semalam, aha...

Ceritanya, setelah saya posting, artikel tersebut tidak keluar. Saya cek di versi android juga nggak ada. Hanya keluar caption paling atas lengkap dengan gambar  saya  screen shoot dari laptop


Penampakan postingan artikel di Facebook


Bisa kita lihat, penampakan artikel itu semacam kita share link blog atau semacamnya, kalau mau baca kita butuh klik Baca Selanjutanya. Saya kira, ini kalau diklik bakal kita langsung baca artikel yang kita buat tadi. Tapi ternyata tidak, saudara-saudara! Tambah penasaran kan? Mari kita cek bagaimana selanjutnya lewat gambar satu lagi.



Halaman artikel ketika diklik lebih lanjut


Saya  tambah penasaran, dimana artikel yang sudah diposting tadi?

Balik ke android, cek disana dan saya juga menemukan hal yang sama, alias tidak ada apa-apa. Terus yang sudah diketik panjang dan lebar kayak kenangan tadi kemana?

Du du du...

Saya amati lagi dan baru tersadar bahwa karakter yang ada dipostingan tersebut terbatas. Artinya, saya tidak bisa menambahkan tulisan panjang disana. Ingatlah saya pada tanda sisipkan link. Tara...kayaknya tebakan saya benar, bahwa fitur ini diperuntukkan bagi para blogger yang hendak lebih akrab dengan FB.

Angin segar juga jika benar bahwa fitur ini bisa dimonetisasi nantinya, kita tunggu saja dulu dan nantikan juga cerita saya selanjutnya setelah upload postingan ini dan menyisipkan link di tempat yang seharusnya.

Jadi ingat slah satu resolusi saya di tahun 2023 yang kembali diperkuat dengan di sesi coaching kemarin sore; Ngeblog!

Ahaa...welcome 2023, I am ready for the next amazing journey. Bismillah

 


Mudahnya Menjadi Chef dengan Yummy App

Siapa yang anaknya picky eater alias kalau mau makan suka pilih-pilih? 

Aqila dulu ketika masih kecil termasuk bayi yang gembul, dia jarang menolak apapun. Bahkan, dulu saya sering memberikan sayur dan buah yang hanya dikukus saja sebagai camilan. Ketika masih balita, tidak ada makanan yang ditolaknya juga, akan tetapi semua berubah ketika dia mulai masuk Sekolah Dasar. Aqila mulai memilih makanan, terutama untuk buah dan sayur.

Sekarang, Aqila sudah kelas 4 dan satu-satunya buah yang dia mau cuma jeruk. Untuk sayur, dulu masih beragam tapi sekarang tinggal kentang, wortel dan kelor saja. Itupun, kadang harus diingatkan karena anaknya lebih suka makan keringan.

Saya, sebagai ibu sudah mengingatkan dia berkali-kali, mulai dari cara lembut sampai kadang pakai acara kultum (kuliah lima menit alias ngomel cantik) sebelum makan soal pentingnya sayur dan buah. Namun semua itu  belum membuahkan hasil. Akhirnya, saya memilih jalan lain. Bukan jalan yang aneh-aneh ya...

Jika dipikir, memaksa anak memang bukan hal yang dibenarkan. Sebaliknya tidak mengedukasi maka dampaknya juga akan tidak baik. Saya jadi ingat, salah seorang teman dilarikan ke rumah sakit pasca melahirkan secara normal.

Kenapa? 

Teman saya ini kurang suka buah dan sayur, persis seperti Aqila. Sewajarnya melahirkan maka perlu adanya jahitan, sayangnya, bidan menyerah untuk melakukan tindakan tersebut karena bagian yang harus dijahit kurang elastis. Cerita yang versi saya sedikit menakutkan, dan tentunya saya tidak ingin hal itu terjadi pada anak perempuan saya yang semata wayang. 

Setelah saya pikir, daripada ngomel maka saya fokus pada apa yang Aqila suka dan mulai mencari resep-resep dari bahan yang masih Aqila mau. Untuk buah, saya biasanya bikin puding ataupun jus. Untuk sayur, saya mulai mencari-cari resep baru untuk mengolah kentang, wortel dan kelor di Yummy App. Untuk olahan kentang dan wortel, saya cukup banyak menemukan namun untuk olahan kelor, tampaknya belum ada.

Padahal, kelor ini termasuk tanaman superfood dan tanaman multiguna.  Sudah tahu belum kenapa kelor disebut sebagai makanan superfood dan mulltiguna? Yuk kita cek dulu!

7 Hal Yang Wajib Kita Ketahui Tentang Kelor

1. Kelor punya nama latin  Moringa oleifera; Merupakan  tumbuhan  dari  suku Moringaceae. Tanaman ini termasuk tanaman perdu yang bisa tumbuh dengan cara stek. Selain itu, kelor juga tumbuh  cepat, dan bisa berumur panjang.

2. Kelor merupakan tanaman asli dari  dataran sepanjang sub Himalaya yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Tanaman ini boleh dibilang cocok juga di Indonesia karena
tahan dengan kondisi panas yang terkadang cukup ekstrim.

3. Kelor merupakan salah satu dari superfood yaitu tanaman yang dipercaya mempunyai kekayaan nutrisi yang cukup baik untuk kesehatan tubuh.  

4. Kelor adalah tanaman multiguna, artinya semua bagian dari kelor bisa dimanfaatkan. Mulai dari daun, buah dan juga batangnya. 

5. Kelor yang merupakan superfood  berkhasiat untuk mengatasi berbagai  macam keluhan  karena kekurangan vitamin dan mineral. Selain itu, kelor juga dipercaya mempunya banyak manfaat untuk kesehatan, antara lain:





- Mengobati anemia dan sickle cell diseasea

- Perwatan kulit dan perawatan rambut

- Agen anti bakteri 

- Memiliki sifat imunosupresif

- Mengurangi hipertensi

- Melindungi hati

- Menyembuhkan kanker

- Meningkatkan kesehatan tulang

- Mencegah maslah ginjal

- Mengobati asma, ganguan perut, Neurodegeneratif dan diabetes

- Meningkatkan imunitas

- Meningkatkan kesdehtan mata

- Meindungi sistem Kardiovaskuler

- Menyembuhkan luka maupun edema

6. Kelor adalah makanan wajib dan favorit di daerah Sulawesi Tengah

7. Sejak dulu kelor erat dihubungkan dengan hal mistis. Kelor disebut-sebut sebagai tanaman pengusir setan, melepaskan kekuatan dan juga bisa menyembuhkan orang yang sedang kerasukan.

 

Mencoba Menulis Resep Sediri di Yummy App


 

Yummy App adalah salah satu aplikasi yang wajib ada di android emak-emak millenial macam saya yang can cook but don't cook well, halah...

Aplikasi ini  menyediakan resep masakan terlengkap mulai dari masakan rumahan, makanan, minuman, resep kue, ataupun cemilan praktis. Kalau dulu, harus telpon ibu, tanya mertua atau buka buku resep. Sekarang tinggal buka androidnya, pencet-pencet dan dapat resep memasak tanpa susah. Bagi saya, aplikasi ini sangat membantu dan memudahkan serta efisien.

Balik pada menu olahan kelor, setelah saya cari ternyata tidak ada. Hal ini membuat saya punya ide, kenapa saya tidak memulai untuk menulis resep olahan tanaman superfood ini? Siapa tahu, setelah upload resep pertama jadi suka bereksperimen dan jadi bisa chef yang handal. 

Akhirnya berbekal nekad saya mulai memeriksa bagian untuk upload resep, ternyata tidak susah karena semua sudah didesain dengan sedemikian rupa sehingga siapapun biasa jadi chef disana. Direktori resep masakan disini biasanya dibuat dalam 5 langkah sehingga mudah diikuti. Inilah step by step yang harus kita lakukan jika ingin menulis resep di Yummy app:

Pertama, buka bagian tulis resep. Ada di bagian bawah, setelah bagian home. Ada gambar kertas dengan tanda plus di pojoknya

  

 
Selanjutnya akan muncul beberapa bagian yang wajib kita isi, mulai dari nama resep, cerita resep, kemudian bahan utama. Pada bagian bahan utama, ada juga keterangan dari ukuran tiap bahan yang digunakan. 
 
 
 
 
 Setelah menyelesaikan ketiga poin di atas, scroll ke bawah dan mulai tulis cara memasak dengan 5 langkah. Jangan lupa, persiapkan foto semua bahan satu persatu serta step by step proseseksekusi. Ingat, gunakan juga foto yang jelas dan merupakan hasil karya kita sendiri.



Jangan lupa upload hasil dari resep yang kita tulis. Ambil foto yang secantik mungkin karena akan berpengaruh juga pada penilaian pengguna. Gambar yang kurang jelas dan tidak menarik pastinya tidak akan menarik hati juga. Artinya, jika foto kita cantik maka resep yang kita tulis juga akan banyak dilihat oleh pengguna. 

Terakhir, jangan lupa untuk upload resep tersebut. Jika masih belum selesai maka kita bisa klik  simpan, sangat mudah bukan?

 

Eits...

Jangan girang dulu, resep yang kita upload tidak akan langsung tayang tapi akan ditinjau dulu oleh pihak Yummy. Kita akan mendapatkan notifikasi kalau sudah berhasil upload resep dan selanjutnya akan diperiksa dulu sebelum di publish oleh pihak Yummy. Waktu pemeriksaan dan peninjauna bisa memakan waktu sekitar 14 hari kera, jadi kita harus bersabar.

So, bersabar menunggu sampai proses selesai sembari menyiapkan resep lainnya. Jika resep sudah selesai makan akan masuk di bagian 'Resep Disetujui', namun jika tidak akan masuk dibagian 'Resep Direvisi'.

Nah, bagaimana?

Mudah bukan? bisa dicoba di rumah. Ini bisa dilakukan oleh siapapun dengan mudah, bahakan oleh saya yang memang kurang ahli dalam hal memasak. Selain fitur untuk menulis resep ada juga beberapa fitur lain yang tidak kalah menarik. Apa saja itu? Yuk kita cek bersama.




Di Kulkas Punya Apa?

Salah satu hal yang saya suka dari Yummy App adalah fitur masak yang bisa dikondisikan dengan isi kulkas kita. Secara, kadang menu yang hadir di bagian Trending atau Rekomendasi adalah menu yang  bahannya tidak ada di kulkas. 

Sebagai ibu yang memang ingin menghemat pengeluaran demi masa depan yang lebih baik, maka wajib cari trik agar bisa masak dengan menu yang beragam tapi tetap terkendali. Artinya, dengan bahan yang memang ada di kulkas kita bisa masak berbagai menu yang mungkin belum pernah kita coba sebelumnya. 

Bagaimana caranya?
Cukup mudah, cukup klik fitur memasak lalu tuliskan apa yang kita punya di dapur atau di dalam kulkas kita. Untuk mendapatkan inspirasi resep  yang lebih bervariasi kita bisa memilih minimal 2 bahan.

Misal kita punya kangkung dan tempe di rumah, tinggal ketik kata kangkung dan nanti akan muncul ganbar kangkung. Klik gambar kangkung sebagai bahan pertama lalu ulangi lagi untuk mengetik bahan kedua, nantinya akan muncul gambar sesuai dengan yang kita ketik lalu tinggal terapkan.

Kangkung dan tempe bisa dimasak apa saja menurut Yummy?
Ada banyak ternyata, mulai dari kangkung tempe, cah kangkung. tumis kangkung, gado-gado, kangkung sambal, tumis tempe, dan ada dadar tempe. Nah, sudah banyak resep ini, tinggal coba.




Tidak Perlu Bingung Masak, Tiap Hari Ada Rekomendasi

Saat awal baru download Yummy, saya agak terkejut karena ada notifikasi dari aplikasi ini hampir tiap hari. Ternyata, si Yummy ini memang keren dan baik hati, setiap hari selalu ada resep yang direkomendasikan pada kita. Resep ini direkomendasikan berdasarkan pilihan editor. 

Oya, lupa juga untuk menjelaskan. Resep di Yummy ini dibedakan juga menjadi 2 bagian berdasarkan siapa yang membuat resep. Jika resep berasal dari tim Yummy, biasanya akan lengkap sekali serta menggunakan video. Untuk resep yang dari para chef lainnya biasanya kurang lengkap, misalnya tidak ada informasi resep yang berisikan berapa lama waktu pembuatan, untuk berapa orang, estimasi biaya dan satu lagi ada keterangan juga untuk bahan yang halal atau tidak halal.

Jika kita menyukai resep tersebut, kita bisa klik favorit dan akan langsung ditambahkan di akun kita sehingga memudahkan untuk mencarinya kembali saat dibutuhgkan. Selain itu kita juga share resep tersebut langsung ke media sosial lainnya seperti facebook, instagram maupun tiktok.

Satu lagi, rekomendasi ini tidak hanya berupa resep saja tapi juga ada tips, misalnya bagaimana merawat teflon agar tidak cepat rusak. Asyik kan?





 Mau memulai Bisnis Kuliner? Tenang, Ada Yummy yang Dampingi

Tahu tidak, salah satu bisnis yang tidak ada matinya itu ya kuliner. Makanya, sekarang banyak sekali bermunculan jenis makanan, kudapan ataupun minuman. Eits, tergiur untuk terjun juga? Bisalah, apalagi Yummy juga bakal memberikan dukungan berupa tips dan triks sukses memulai bisnis.

Wah, ada?
Tentulah
Mungkin, bayangan kita aplikasi  ini hanya berisikan resep  saja. Jangan salah, Yummy punya beberapa materi online class  cooking dan semuanya bisa kita akses dengan gratis. 

Penasaran ada di bagian mana?
Nah, saat masuk ke Yummy akan ada  Event & Promosi, geser saja sampai menemukan Tips Sukse Bisnis Kuliner. Nantinya kita akan diarahkan ke sebuah link bit.ly yang berisikan sederet materi baik di youtube maupun di instagram official Yummy.

 




Upload Resepmu dan Dan Dapatkan Cuan

Mau dapat cuan dari Yummy? Bisa...
Yummy ini memberikan peluang bagi kita yang mau aktif share resep dan menjadi koki di aplikasin ini. Carnya juga cukup miudah, sudah saya jelaskan dengan detil di awal. Nantinya tiap resep yang kita unggah akan mendapatkan koin dan bisa kita klaim ke dalam rupiah.

Untuk satu resep, kita akan mendapatkan sejumlah 100 poin dari Yummy. poin ini nantinya bisa kita klaim dengan perhitungan 100 poin senilai dengan 10.000. Wah, cukup lumayan ini; Bayangkan kalau kita  bisa upload sehari sekali misalnya, bisa langsung diklaim ke rekening kita sebagai gaji mingguan. Menarik bukan?

Apa semua resep yang kita upload akan disetujui dan medapatkan poin?
Semua resp yang masuk akan melaqlui prose kurasi dan penyuntingan resep terlebih dahulu, biasanya bisa memakan waktu maksimal 14 hari. 

Mau cuan lagi?
Bisa dong, coba saja undang teman kita ke aplikasi ini dengan memberikan kode referral yang ada di akun kita. Kodenya biasanya diambil dari nama akun kita sendiri, misalnya kode referral saya adalah cicik-rosida. Sssttt...bolehlah dipakai, ahaaaa

Selain upload resep dan juga mengundang teman, kita juga bisa ikutan challenge  ataupun misi yang diadakan oleh Yummy langsung. ini bisa kita cek di bagian home,  tepatnya di 'Event & Promosi'.






Sejak diluncurkan, Yummy memang langsung menjadi trending. Mungkin karena konsepnya yang memang tidak hanya sebagai aplikasi direktori resep masakan, akan tetapi jugakarena ada challenge, misi, tips dan trik, komunitas dan beberap hal lagi yang membuat aplikasi ini lebih keren.

#MasakituGampang, tagar resmi dari Yummy ini memang selaras dengan tujuannya agar semua orang bisa memasak dan bahkan nerkreasi dengan menu masakan kita sendiri lewat Yummy. 
Hayo, siapa yang masih suka alasan nggak bisa masak?
Kayaknya wajib download aplikasi ini, siapa tahu jadi kecanduan masak dan malah jadi chef dadakan. 
Happy Cooking!

ISHOMAN, Waktu untuk berkontemplasi

Hidup itu penuh dengan banyak kejutan-kejutan yang kadang kita tidak mengerti dan tidak kita pahami. Namun, Allah, kadang berkehendak lain dan memberikan banyak warna-warni sehingga hidup kita lebih terasa lika-likunya.

 

Doc. pribadi

Begitulah hidup, rasanya kadang absurd tapi ya penuh dengan hal yang memang harus kita jalani. Salah satu hal yang mungkin tampak aneh adalah ketika saya memutuskan untuk menulis lagi disini setelah sekian lama. Blog ini sendiri sudah ada dari tahun 2017 tapi dibiarkan berdebu. 

Terlalu banyak alasan memang, kadang saya merasa itu cuma sebuah hal yan saya ada-ada karena pada dasarnya saya aktif menulis di Facebook. Lha, kenapa menulis di blog kok sulit banget? Bisa jadi karena saya memang nggak terbiasa, bisa jadi karena menulis di blog itu nggak semenarik di Facebook. Kenapa? Karena nggak ada interaksi langsung, nggak ada like dan komen. Nggak ada gegap gempita, nggak bisa rumpik langsung intinya. 

Jadi menulis blog itu mungkin kayak bicara pada diri sendiri, kayak semacam kita ngomong pada diri sendiri pas lagi kesel lalu butuh tempat biar nggak meledak. Sayangnya, saya tipe yang kadang butuh cepat respon dan ditanggapi, wkwk Makanya, menulis disini itu butuh effort tinggi. Butuh kesabaran, ketelatenan dan butuh magis. Salut untuk para teman-teman yang sudah mendedikasikan hidupnya pada malam-malam panjang agar blognya bisa hidup dan menginspirasi orang lain. 

Lalu kenapa menulis lagi? Begitulah, mungkin karena saya butuh nulis panjang tentang banyak hal selama ishoman, dan saya ingin menulisnya lebih rapi tanpa gegap gempita. Semcam jurna sederhana yang mungkin bisa jadi reminder buat diri saya sendiri bahwa pada saat pandemi banyak hal yang bisa kita maknai.

 

ISHOMAN 

Sebenarnya, ini bukan ishoman pertama saya. Awal tahun, tepatnya Februari. Kakak ipar saya sakit dan dirujuk ke ruma sakit terdekat, kakak saya selaku istri bergegas menemani. Saya sebagai adik, auto jaga rumah dan juga melakukan ishoman karena 3 hari kemudian hasil tes mereka berdua adalah positif.

Shok? Tentu,apalagi di desa waktu itu belum ada yang kena dan masuk rumah sakit. Saya tahu ada beberapa orang yang terpapar tapi melakukan ishoman saja dan diawasi pihak desa. Beda kasus, karena kakak ipar emang orang yang disiplin soal kesehatan, jadi beliau secara sukarela ke Rumah sakit dan menjalani sejumlah pemeriksaan dan pada akhirnya nyangkut bareng kakak saya selama 2 minggu.

Dalam 2 minggu itu, saya banyak belajar. Terutama memperbaiki hubungan saya dengan kakak perempuan saya yang memang kurang harmonis. Begitulah, kadang kalau kita dekat itu terasa ada saja maslah yang hadir dan membuat dinding ego kita membumbung tinggi. Beda ketika kita jauh, rasanya butuh banget dan merasa saudara atau kerabat adalah bagian yang sangat berharga.

Itu baru segelintir, ketika saya pribadi yang akhirnya terpapar maka saya rasanya menemukan sderert hal yang membuat saya bisa berkontemplasi. Lebuh tepatnya mikir jeru, soal banyak hal: Termasuk kembali memaknai hidup di tahun keempat sebagia seorang ibu tunggal. Lalu merombak beberapa list di dream board dan juga program kerja saya secara pribadi sebagai pekerja dunia maya. 

POSITIF

Saya ingat sekali, sore itu saya ingin es krim. Entahlah, kadang ketika sudah sangat penat, maka saya ingin menikmati sedikit waktu dengan memanjakan diri. Es krim dan cokelat biasanya jadi 2 hal yang bisa cukup menolong untuk kedaaan semacam ini. Apalagi, bulan lalu memang banyak hal yang cukup memberatkan pemikiran.

Sayangnya, saya kadang lupa dengan kondisi yang memang kurang fit. Saya bukan tipe pemerhati kesehatan, jadwal tidur saya berantakan, juga jadwal makan. Sungguh, tidak ada istilah hidup sehat bagi saya, apalagi setelah menjadi ibu tunggal. Saya berhak tidur jam berapapun dan juga melakukan apapun, asal anak sudah siap ke sekolah. Pemikitran yang cukup buruk sebenarnya, tapi begitulah saya kadang menghabiskan waktu. 

Sore itu saya pada akhirnya menccicipi satu cup kecil es krim vanila dengan harga di bawah Rp 5000. Saya membei 2 cup, untuk saya dan putri saya, bahkan masih sisa dan dapat beberapa snack yang akhirnya bikin sore saya lebih sedikit happy.

Malamnya, saya mulai merasakan efeknya. Tenggorokan saya sakit dan pada pagi hari saya merasa sangat lemas dan rasa pahit mulai menjalar. Selain makan es krim, saya juga makan malam dengan kombinasi yang cukup pedas. Jadi, saya berpikir bahwa imun tubuh memang lagi turun dan kemungkinan terburuk adalah tipes saya kambuh. 

Kondisi badan masih cukup baik dan fit, saya pergi ke bidan terdekat dan meminta obat. Beliau meresepkan beberapa obat dan berpesan saya untuk cukup istirahat agar bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala. Sungguh, nggak mikir bakal terpapar virus atau bagimana-bagaimana karena saya bukan tipe yang suka keluar. Bahkan keluar ya untuk urusan semacam ini, sisanya saya lebih banyak di rumah.

 

***

Malamnya, saya berjuang. Demam yang cukup tinggi, kaki saya ngilu amat sangat. Saya benar-benar merasa kesakitan. Belum lagi perih yang ada di perut, plus mual. Hal ini sampai di hari ketiga, tidak ada perbaikan sama sekali. Lalu, saya minta tolong kakak untuk membelikan obat cacing untuk tipes yang biasanya saya konsumsi. 

Satu hal penting, saya sudah tidak keluar rumah dan mulai memakai masker meskipun ada di rumah. Teman saya bilang, lebih baik mencegah meskipun saya sndiri merasa nggak akan terpapar virus. Dari mana coba? Itu pertanyaan yang kadang jawabannnya sampai sekarang tidak saya pahami. 

Alhamdulillah, demam saya turun dan mulai bisa bangun tidur. Saya kembali memaksakan diri dan beraktivitas seperti biasanya. Di titik ini saya menyadari ada hal yang tidak biasa, saya mengalami anosmia. Pagi itu, saya langsum chat kakak yang rumahnya ada di sebelah, wkwk

Putri saya langsung mandi dan beberes, saya siapkan baju secukupnya dan bilang harus tinggal di rumah budhenya sampai 2 minggu ke depan. Kakak saya, dia langsung membelikan saya susu beruang berkaleng-kaleng dan buah serta suplies makanan lainnya. 

Demam saya tidak terlalu tinggi lagi, kaki masih ngilu kalau malam. Di bagian ini, saya mulai merasakan batuk dan pilek dengan lendir yang berlebihan. Daripada menduga-duga, saya ,memutuskan untuk melakukan pemeriksaan dan berkonsulasi dengan bidan desa. 

Sempat tertunda sehari, karena tidak ada yang ngantar. Kakak saya cukup parno, beliau talut terpapar lagi, lalu siapa yang akan jaga anak-anak? Alhamdulillah, aank sepupu yang hampir seumuran adik saya bersedia mengantar ke Puskesmas. Akhirnya, setelah menunggu 2 jam karena nunggu barengan, diswab antigen juga. Hasilnya? Positif.

 

TERPAPAR DARI SIAPA? 

Februari lalu, saat kakak ipar terpapar maka kami tidak heran. Pertama, beliau bekerja di luar kota, tepatnya Surabaya. Beliau pulang saat weekend, dan saat itu memang sudah dalam keadaan sakit. Tahu sendiri, Surabaya juga termasuk daerah yang nggak pernah sepi dari warna merah. Jadi, semacam hal yang wajar jika bisa terpapar, apalagi memang baru ada temannya yang meninggal. 

Artinya, orang yang memang bekerja di luar punya kesempatan timggi terpapar apalagi yang memang bekerja di daerah yang tingkat penyebarannya sangat tinggi. Lalu, saya? Bagaimana bisa terpapar? Wong setiap hari kerjanya di kamar, nggak keluar sama sekali. 

Jangankan keluar kota, keluar rumah saja bisa dihitung. Paling mentok belanja ke dalam desa,  terus keluar rumah ke pak jualan sayur. Kontak yang erat? Keluarga pastinya, tiap hari yang saya temui ya anak-anak, baik anak saya maupun anak-anak kakak.

Selain itu? Ada mbak yang bantu saya di rumah, datangnya 2 hari seklai untuk setrika dan beberes. Ada satu lagi, mnbak yang bantu di rumah kakak, tiap hari datang dan ngobrol. Malah dengan kakak, bapak dan mama, saya jarang berinteraksi dan mengobrol. Kakak akan langsung istirahat seusai kerja, sedang bapak dan mama lebih sering keluar dan mengabiskan waktu berdua di rumah mereka yang memang satu atap tapi beda pintu masuk.

Saya kembali mengingat, siapa yanga saya temui. Hari pertama sakit, saya memang sempat ngantar bunga. Saat itu diantar yang kerja sama kakak saya, cuma ngasih kotak kardus dan menerima uang. Pulangnya saya mampir beli minuman cokelat untuk anak-anak lalu balik istirahat. Lalu siapa lagi? Ada mas kurir yang sempat ambil paket 2 kali dan salah satu teman yang narik arisan ke rumah. Selebihnya tidak ada orang lain yang kontak erat dengan saya secara langsung.

  ***

Selama isolasi, saya chat terus dengan kakak. Mungkin ada keluhan yang muncul lagi, disinilah kami menyadari bahwa Bapak sebelumnya menderita flu berat dan pada akhirnya Mama mengakui kalau sempat anosmia hampir seminggu lebih. Bahkan saat saya masih di awal sakit, keduanya masih flu parah. 

Saya juga mengabarkan hal tersebut pada bidan desa, dan biasa jadi memang dari keduanya saya terpapar. akan tapi kami tidak bisa memastikan. Hal terbaik adalah melakukan isolasi dan tes swab, meskipun pada awalnya mereka menolak. 

Selang sehari, mereka swab dan alhamdulillah hasilnya negatif karena kalau dilihat dari kurva, keadaan mereka memang sudah lewat dari 10 hari. Tes semacam swab antigen nggak akan mendeteksi, untuk PCR kayaknya tidak mungkin karena kedaan Rumah Sakit yang horor sudah di kota kami. Untungnya, setelah anak-anaknya ngotot, bapak dan mama mau diam di rumah dan melanjutkan isolasi. Alhamdulillah, sebelumnya bapak memang sudah lengkap vaksinnya.

Meskipun sudah masuk lansia, tidak ada keluhan yang berkaitan dengan kesehatannya. Paling darah tinggi, kolesterol dan peyakit capek karena sudah umur. Dalam hati, saya bersyukur bahwa Bapak sudah vaksin dan tidak punya keluhan apapun sehingga jika memang awalnya terpapar maka bisa sembuh tidak kurang apapun.


INTROSPEKSI DIRI

Saat menulis, saya sudah ada di hari keenam ishoaman. Alhamdulillah, sudah tidak ada keluhan, hanya kadang pagi masih gatal dan batuk serta berlendir. Saya sengaja tidak minum susu dulu, karena ternyat itu menyebabkan lendir, agak telat tapi saya lakukan saat teman memberi tahukan hal tersebut.

Selebihnya, tidak ada perawatan khusus dengan suplemen mahal atau multivitamin yang ini dan itu. Saya cuma menghabiskan obat dari bidan desa dan vitamin. Pagi saat bangun, saya minum propolis. Agak siang sebelum sarapan dan sore hari air jeruk dan madu. Untuk berjemur, saya pilih usai pukul 10:00 wib. Cukup 30 menit sambil sedikit berlari dan jalan di pematang belakang rumah, lebih fresh dan nggak ada orang yang lihat soalnya. 

Makanan? Saya tidak boleh masak sama kakak, jadi nurut apa yang diberikan saja. Kadang kalau ingin telur ya bikin sendiri, ada mie instant juga dari logistik desa. Selain itu nggak ada hal istimewa, saya menghabiskan waktu untuk online seperti biasanya. 

Berbarengan dengan saya, ada beberapa teman online yang memang terpapar. Mereka tidak hanya swab antigen tapi juga PCR, lalu konsumsi multivitamin ini dan itu. Saya yang menyimak cukup tersenyum saja karena pas terpapar memang ada sebuah ketakutan tersendiri makanya pengennya semua dibeli dan dikonsumsi. 

Jadi ingat pas kakak ipar dan kakak saya juga, semua dibeli rasanya. Wajar, tapi kembali lagi bahwa vitamin atau asupan apapun itu tetap harus didukung dengan pemikiran yang positif dan yang pasti jangan dikit-dikit cemas karena malah menurunkan imunitas.

 

Doc. pribadi

 

Dari sekian hal yang saya lalui, ada beberapa benang merah yang bisa saya tarik sebagai sebuah simpul.Dalam artian, sekian hal yang jadi ini membuat saya sadar bahwa banyak hal-hal kecil yang sudah saya abaikan dan lupakan:

Pertama

Saya sadar bahwa saya adalah orang yang sangat abai dengan masalah kesehatan, padahal umur sudah tidak lagi muda dan asupan yang sembarangan sudah harus mulai dicegah. Selain itu, saya paling malas kalau yang namanya bersinggungan dengan olahraga, mungkin ini bisa jadi salah satu hal serius yang harus mulai saya pikirakan karena sebelumnya cuma jadi pengisi to do list tanpa dikerjakan. Intinya, lebih aware sama kesehatan diri sendiri, mulai dari menjaga pola makan, pola tidur dan juga pola istirahat. 

Selain itu, mungkin pola berpikir pada apa yang terjadi setiap hari. Bagaimana menyikapi banyak masalah agar nggak mudah baperan, nggak mudah terdistrak dan fokus pada tujuan. Hey, hidup ini bisa berhenti kapan saja, rasanya plak banget jika saya hanya sibuk bermain saja tanpa memikirakan bahwa mungkin saya bisa sedikit bermanfaat untuk orang lain.  

Kedua

Soal terpapar dari siapa yang sampai saat ini masih jadi rasa penasaran bagi saya, tapi sudahlah. Dari sini, mungkin ada sebuah keharusan, untuk lebih aware pada oranglain juga apalagi pada keadaan yang serba tidak pasti semacam ini.

Artinya, soal kita perduli pada kesehatan kita yang pada akhirnya berpengaruh juga pada orang lain. Orang tanpa gejala atau orang yang merasakan gejala ringan kadang tidak merasa menjadi carrier dan  tenang saja dengan keadaan mereka. Padahal, jauh dari semua, mereka bisa saja jadi pemicu bagi kesakitan orang lain. 

Okelah, jika yang terpapar tidak punya penyakit bawaan dan cukup sehat. Pertanyaanya, bagaimana jika yang terpapar ternyata punya penyakit bawaan dan berakibat fatal. Hal ini sangat banyak terjadi, dan masyarakat, terutama di desa kurang banget pemahaman soal ini. Saya juga termasuk bandel karena merasa hidup di linkugan kecil, tapi pada akhirnya sadar. Bahwa kesehatan kita, juga berkaitan erat dengan kesehatan orang lain pada akhirnya.

Ketiga

Saat ishoman, maka hal yang saya sangat syukuri adalah kedekatan saya dengan keluarga. Kakak rumahnya ada di samping, Orang tua ada di depan rumah, keduanya berdekatan. Adik bungsu saya di Jogja juga cukup support dengan memberikan dukungan meskipun hanya via chat. 

Blood is thicker than water, ini mah orang Jawa banget kan ya? Well, yes... Saya juga nggak membayangkan jika saya ada di tempat yang jauh, merantau kayak dulu misalnya. Sebaik apa orang, tapi kalau bukan kerabat atau keluarga dekat pasti ada rasa segan.  

Dari segi ini, saya banyak bersyukur karena bisa memperbaiki hubungan dengan keluarga. Bagaimanapun, setelah sekian banyak hal, saya harus mengakui bahwa adakalanya saya memang orang yang kaku bahkan terhadap keluarga saya sendiri. Terbiasa hidup jauh dari orang rumah, sekat itu ada dan masih tinggi sehingga saya kadang merasa tidak begitu dekat dengan mereka.

Setelah semua hal, saya mulai berpikir ulang tentang kesalahan-kesalahan saya sebagai seorang anak, adik dan juga kakak. Plus sebagai seorang ibu, karena selama ini saya ternyata cukup sangat khawatiran sama anak. Terbukti, selama ishoman, si kecil tidak rewel meskipun tidak ada saya. Bahkan dia terkesan biasa saja jauh dari saya, lha sayanya yang keder merasa nggak dapat tempat lagi, wkwk

Keempat

Bekerja secara online, adalah hal plus yang saya syukuri saat ishoman. Dari dulu, saat awal pandemi melanda, saya cukup bersyukur dengan pekerjaan saya yang memang tidak butuh keluar rumah. Ketika terpapar, saya berucap syukur lagi. Ada tim yang sudah siap back up, ada beberapa aplikasi yang sangat membantu pekerjaan saya sebagai admin di medsos. 

Rasanya, tampak sebuah support system yang luar biasa. Teman-teman online juga langsung cepat tanggap. Memberikan informasi yang dibutuhkan dan juga tidak segan membrikan bantuan secara langsung tanpa diminta. Duh, ini semacam kelebihan yang mungkin tidak dipunya semua orang. 

Tentu saja, hal yang demikian bikin saya lebih tenang dan merasa mendapat banyak dukungan secara moril. Bahwa banyak orang di luar sana yang cukup mengangap saya berharga dan layak dikhawatirakan, hoah...Jadi merasa berharga itu kunci imunitas bisa naik, semacam mood booster, semacam jamu, semacam mantra tersendiri untuk saya, alhamdulillah. 

The last but not the leat

Banyak-banyak bersyukur dalam hidup, tentang apa saja yang sudah dijatahkan. Ishoman membuat saya punya banyak waktu berkontemplasi, berpikir kembali. Menata banyak hal yang beberapa waktu ini berantakan, termasuk menata kembali hati, menguatkan apa yang saya yakini karena mendekati tahun keempat menjadi ibu tunggal  itu balik lagi nggak mudah. Bagian ini mungkin nanti saja ceritanya, wkwk

Selama beberapa hari ini, saya berhasil membuat pembaharuan di dream board, memperbaiki catatan keuangan, daily activities, merekap keuangan tim yang sedikit kurang teratur, mengingat kembali untuk lebih on time ibadah. 

Kembali merangkul tim agar lebih baik sistem kerjanya, tentu saja juga sebagai pembelajaran bagi saya sendiri jika ke depannya ingin punya keadaan yang lebih baik secara finasial. Harus mulai rombak dan serius untuk ngurus bisnis, harus mulai menata lagi apa yang ingin dilakoni dan dijalani sesuai ndengan passion, nggak lagi-lagi nyoba hal-hal baru, bukan waktunya lagi.

Intinya, ada kalanya Allah itu memang ingin dekat kita dengan cara yang berbeda, semacam membuat ujian yang semacam ini. Namun, ada hal-hal lain yang ingin juga ditunjukkan pada kita, di sini saya sebagai seorang individu yang kadang masih kurang bisa berdamai dengan persepsi saya sendiri. Bismilah, semoga ini jadi awal yang lebih baik, untuk memulai banyak hal baru, dan juga untuk bisa konsisten terus menulis dan berbagi. 

Lamongan, 4 Juli 2021